Rilis Album Divo, 5 Solois Tanah Air Hadirkan Kompilasi Lagu dalam Bentuk USB Flash Disk

JAKARTA - Lima penyanyi solo (solois) tanah air yakni Sandhy Sondoro, Rio Febrian, Marcell, Bams, dan Virzha baru saja merilis album kompilasi yang bertajuk DIVO (Cerita Tentang Cinta). Secara konsep musik, Divo yang diusung oleh GMI Records ini terbilang unik, karena 5 penyanyi solo ini masing-masing mempunyai warna dan karya yang berbeda satu sama lain atau membawakan lagu karya masing masing tetapi berada di dalam satu karya album persembahan untuk pecinta musik Tanah Air.

Album Divo (Cerita Tentang Cinta) album kompilasi dari Sandhy Sondoro, Rio Febrian, Marcell Siahaan, Bams, dan Virzha tersebut dirilis ulang secara eksklusif dalam bentuk USB flash disk card. Perilisan album dalam bentuk flash disk memang terbilang baru di industri musik tanah air. Sebab sebelumnya nyaris tidak ada musisi tanah air yang albumnya dirilis dalam bentuk ini. Bisa dikatakan, ini terobosan baru yang dilakukan GMI Records demi menjawab permintaan masyarakat.

Kehadiran album Divo dalam format baru yang diharapkan lebih memudahkan orang-orang, mendapat tanggapan positif dari sang pemilik album yaitu Sandhy Sondoro, Rio Febrian, Marcell Siahaan, Bams, dan Virzha. Mereka mengaku senang album yang berisi 10 lagu itu dirilis dalam bentuk baru.

Salah satu musisi yang terlibat Sandhy Sondoro merasa sangat luar biasa bisa dilibatkan eksperimen pertama karya album lewat USB flashdisk card ini berarti kita sebagai musisi pilihan pertama kali mengenalkan karya kami lewat medium atau sarana yang kekinian buat saya seh luar biasa dan senang banget. “Saya kan tinggal di Jerman. Yang saya tahu di Jerman merilis album dalam bentuk flash disk belum ada. Jadi menurut saya ini luar biasa,” ujar Sandhy Sondoro menjawab pertanyaan SINDOnews.com, Jumat (23/6/2022) sore.



Penyanyi solo lain Rio Febrian pun merasa bangga bisa dilibatkan dalam proyek ini lantaran sebagai musisi yang mengalami berbagai masa peralihan musik dari kaset hingga digital saat ini membuatnya sebagai musisi dituntut untuk menghadirkan karya musik yang berkualitas kepada pendengarnya.

"Buat saya kita sudah melewati dimana masa pertama kita masuk industri musik Indonesia jualannya kaset rekaman pake pita kaset pindah ke cd dari cd harus pindah digital itu caranya saja era dan masanya terus berjalan tapi musik itu tetap jadi basic, soul, darahnya kita dan menurut gue apapun bentuk jualannya atau promo nanti hasil yang dikeluarkan tetap aja yang ada karya musik yang mau kita kasih sama pendengar musik kita," ungkapnya.

Senada dengan Rio Febrian, Marcell Siahaan mengatakan apabila melihat di berbagai platform digital musik sekarang jenisnya beragam dan bisa kembali lagi ke era dulu tahun 90-an.

"Kita harus menyikapi gimana caranya supaya pendengar musik ini gak bosen. jika ingin membuat lagu harus yang enak dan nggak bisa dipungkiri atau ditawar lagi," katanya.

Tapi, lanjut dia, bagaimana caranya ketika orang dengar lagu tidak mengganti karena sekarang cepat begitu bosan langsung ganti lewat 1 menit jadi yang penting sekarang engagement.

"Kalau mendengarkan lagu kami biasa saja ya. Yang luar biasa ini perilisan album dalam bentuk flash disk. Ini belum pernah terjadi sebelumnya dan ini terobosan baru di tengah kondisi orang yang pengen ada engagement dan ada gejala Fomo (sindrom diakibatkan karena media sosial) dengan dia datang bawa flashdisk terus dia flexing orang di media sosial ini jadi tren dan peluang yang dilihat KFC karena ada pasarnya mengenai collectible item akan muncul kembali karena pada akhirnya lepas dari apapun itu pertemuan yang paling dirasa kayak jaman dulu ada sisi emosionalnya akan kembali jadi tren,” papar suami Rima Melati Adams ini.